Nama Lengkap : Indra SjafriTanggal Lahir : 2 Februari 1963
Tempat Lahir : Lubuk Nyiur, Batang Kapas, Pesisir Selatan, Sumatera Barat
Klub saat ini : Pelatih Timnas U-22
Prestasi : Juara Piala AFF U-19
Juara Piala AFF U-22
Mulai tahun 1997 sampai dengan 2010, Indra sjafri memfokuskan dirinya untuk menjadi pelatih yang lebih profesional karena kecewa pada sistem rekrutmen pemain bola, Indra Sjafri memutuskan untuk menjadi pelatih profesional dan mencari bakat-bakat muda di pelosok tanah air Indonesia. Pada 1997, Indra dapat lisensi C AFC, kemudian naik bertahap ke level B pada 1998 dan A pada 1999. Pada 2010, Indra mengikuti kursus penyegaran pelatih dalam program FIFA Futuro. Di tahun yang sama pula, Indra mengambil lisensi A AFC Instruktur Akar Rumput FIFA.
Demi mencari pemain terbaik, ia bahkan sampai blusukan ke daerah-daerah terpencil demi mendapatkan pemain terbaik dalam negeri, tak kurang dari 43 daerah sudah dikunjungi Indra untuk mencari bibit-bibit terbaik. Hasilnya terbukti nyata. Nama-nama seperti Evan Dimas, Muchlis Hadi atau Paulo Oktavianus Sitanggang adalah buah dari "blusukan" Indra ke seluruh penjuru negeri.
Kisah miris pun masuk dalam mozaik kehidupannya. Sejak didaulat sebagai pelatih timnas pada September 2011, dirinya sempat tak digaji selama 20 bulan. Alhasil, ia banyak menerima bantuan dari teman-temannya untuk memenuhi tanggungjawabanya sebagai suami dan seorang bapak. Namun, semua bisa dilewati pelatih yang memiliki kepercayaan diri tinggi itu.
Pelatih kelahiran Pebruari 1963 ini mulai dikenal ketika dirinya dipercaya untuk menangani Timnas Indonesia U-16 yang akan tampil di babak penyisihan Piala Asia U16, di Thailand. Sayangnya pelatih yang akrab disapa Indra ini gagal membawa tim asuhannya ke tangga juara.
Di tahun 2012 Indra Sjafri mempersembahkan gelar juara di turnamen Hong Kong International Youth Football yang berlangsung dari 27-29 Januari 2012 bersama Timnas U-17. Sementara di tahun 2013, Indra kembali membawa Indonesia juara di ajang Piala AFF U-19. Pelatih berdarah Minang ini mampu membawa Evan Dimas dan kawan-kawan juara setelah mengalahkan Vietnam 7-6 melalui adu penalti, setelah dalam 120 menit bermain imbang 0-0 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Minggu (22/9).
Namanya makin tersohor saat Timnas berhasil mengalahkan Timnnas Korea. Di pertandingan terakhir Grup G Pra Piala Asia U-19, pada 13 Oktober 2013, Evan Dimas dkk mengandaskan juara 12 kali Piala Asia U-19, Korea Selatan, dengan skor 3-2.
Namun, perjalan karier kepelatihannya di Timnas tak bertahan lama setelah Timnas U-19 gagal masuk Piala Asia dan Piala Dunia U-20. Pada tahun 2014, pengurus PSSI memberhentikannya sebagai pelatih.
Namun kendati gagal membawa Indonesia menembus Piala Dunia U-20, namanya tetap harum. Bali United Pusam (kini Bali United), klub asal Bali yang mengakuisisi klub asal Samarinda, Putra Samarinda, kepincut dengannya.
Namun kendati gagal membawa Indonesia menembus Piala Dunia U-20, namanya tetap harum. Bali United Pusam (kini Bali United), klub asal Bali yang mengakuisisi klub asal Samarinda, Putra Samarinda, kepincut dengannya.
Pada akhir 2014 ia resmi melatih Bali United. Tak tanggung-tanggung, dalam penandatangan kontrak, ia diplot sebagai pelatih selama lima tahun. Manajemen dan dirinya sepakat Bali Unted fokus ke pembinaan selama lima tahun ke depan.
Namun dinamika terjadi, ia dianggap kurang maksimal dalam mengarsiteki Bali. Pasalnya, sebagain besar elemen di Bali ingin melihat tim kesayangannya menjadi juara, bukan hanya sekedar pembinaan pemain.
Akhirnya pada 2017, ia meninggalkan Bali. Indra lebih memilih kembali melatih timnas U-19 lagi.
Meski tidak menghasilkan gelar lagi seperti bab pertamanya, secara tak langsung ia membentuk pondasi untuk timnas U-22 besutannya kini.
Mengacu pada prestasi yang diraih Indra, sebenarnya terlihat jelas bahwa proses yang berkesinambungan akan menghasilkan hasil maksimal. Dimuai dari timnas U-16 sampai U-19, Indra memetik hasilnya di U-19. Selanjutnya dari U-19 ke U-22, Indra kembali memetik hasilnya di U-22.
Mengacu pada prestasi yang diraih Indra, sebenarnya terlihat jelas bahwa proses yang berkesinambungan akan menghasilkan hasil maksimal. Dimuai dari timnas U-16 sampai U-19, Indra memetik hasilnya di U-19. Selanjutnya dari U-19 ke U-22, Indra kembali memetik hasilnya di U-22.